Sabtu, 25 September 2021

Tradisi Suro Agung Dilakukan Dengan Bagi Masker

 


Tradisi merayakan 1 Suro yang biasa dilakukan oleh para pendekar di Kota Madiun pada tahun ini tidak akan sama seperti tahun – tahun sebelumnya. Perayaan tahun ini lebih difokuskan pada upaya penanggulangan covid-19.

Hal ini dipertegas dalam Rapat Koordinasi Perayaan Suran dan Suran Agung di Sun City pada Kamis (13/08/2020). Dalam rapat tersebut juga dihadiri oleh masing-masing sesepuh perguruan silat.

Walikota Madiun, Maidi mengatakan bahwa Kota Madiun merupakan central Bakorwil I Jawa Timur. Sehingga salah satu kegiatan khusus di Kota Madiun yakni Suran dan Suran Agung harus melalui Pendekar Waras.

Dirinya mengambil kebijakan setelah mendapatkan instruksi Presiden terkait Jatim Bermasker perlu ditindak lanjuti. Rencananya dalam bulan Suro nanti, seluruh pendekar di Kota Madiun akan membagikan masker sebagai kegiatan mengisi perayaan Suro dan Suran Agung.

“Jika Dari Jatim menginginkan 2000 masker, kita siapkan 3000 masker.
Kita tunjukkan pada nasional dan internasional baik PSHT dan PSHW adalah yang terbaik untuk dunia. Harapannya adalah penampilan Kota Pendekar berbeda antara dulu dan sekarang,” katanya.

Maidi menegaskan agar setiap pendekar dapat mengharumkan Kota Madiun dengan kegiatan positif. “Kegiatan positif tidak akan merepotkan TNI dan Polri. Saya itu malu setiap Suro Kota Madiun mencekam. Sampai-sampai Kapolda dan Panglima Kodam turun ke Madiun,” jelas Maidi dalam rapat tersebut.

Ini karena dari semua pihak baik TNI dan Polri sudah bekerja keras dalam pembagian masker dengan tidak mengenal waktu, siang malam. Dia akan memberi sanksi kepada Pendekar yang tidak taat protokol kesehatan.

Hal senada diutarakan oleh Danrem 081 DSJ, Waris Ari Nugroho yang menyatakan bahwa sampai saat ini masih banyak masyarakat terpapar Covid-19.

Lebih lanjut dia menandaskan bahwa apabila Perguruan tetap melakukan kegiatan dan terlebih diiringi keributan, hal itu akan menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu kamtibmas.

“Saya berharap kepada sesepuh dan tokoh perguruan agar bisa mengendalikan karena saya yakin bahwa setiap orang pasti tidak ingin adanya keributan di wilayah masing-masing,” tegasnya.

Dia meminta kerjasama yang baik untuk menghimbau di wilayah masing-masing sehingga tidak terjadi pergerakan masa dalam melaksanakan kegiatan Suroan.

Himbauannya untuk kegiatan selain ziarah dapat melaksanakan baksos, kerja bhakti dalam rangka meningkatkan imun di masyarakat dan melaksanakan MTQ antar perguruan.

Plt. Kepala Bakorwil I Jawa Timur, Benny Sampirwanto berharap agar adanya partisipasi sehingga setiap perguruan pencak silat tidak mengarahkan warganya dari kota lain untuk melakukan pengumpulan makam ke Kota Madiun.

“Guyub rukun merupakan tujuan bersama yang harus dilakukan dengan menjunjung tinggi nilai luhur. Sehingga dapat menciptakan suasana yang aman damai tentram dan kondusif dengan tetap menjalin silaturahmi sesama warga dan stakeholder baik Pemda, TNI dan Polri,” pungkasnya.

Sumber : https://lenteratoday.com/

Share:

0 komentar:

Posting Komentar


Label

Pengikut