Sebagian orang mungkin masih asing dengan nama PT Industri Kereta Api (persero) atau yang lebih dikenal dengan nama PT INKA. INKA merupakan salah satu Badan usaha Milik Negara (BUMN) yang lahir pada 18 Mei 1981.
BUMN ini bergerak di bidang penyedia jasa layanan transportasi ini merupakan generasi penerus dari Balai Yasa Lokomotif Uap milik PT KAI. Namun, keberadaan kereta uap sudah tidak dibutuhkan lagi, sehingga akhirnya Balai Yasa Lokomotif Uap difungsikan sebagai pabrik kereta api dan namanya berubah menjadi PT INKA.
Kantor pusat PT INKA (Persero) berdiri di kawasan Jalan Yos Sudarso, Madiun, Jawa Timur. Keberadaan kantor pusat dan sekaligus pabrik kereta api yang dulu merupakan Balai Yasa Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) di atas lahan seluas 22,5 hektar itu menjadi saksi sejarah perjalanan panjang PT INKA (Persero) yang merupakan BUMN manufaktur sarana perkereta-apian pertama dan terbesar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) ini.
Selain di Madiun, untuk mendekatkan diri dengan para pemangku jabatan (stakeholders) dan pengambil kebijakan, langkah PT INKA (Persero) pun ditopang oleh Kantor Perwakilan yang berada di Jakarta. Agar selalu dekat dengan pelanggan utama yang sekaligus "saudara tuanya", yakni PJKA yang kini menjadi PT Kereta Api (Persero), INKA didukung pula oleh kantor Perwakilan di Bandung, Jawa Barat.
Perusahaan plat merah ini berdiri pada tanggal 18 Mei 1981. Selanjutnya dilakukan penyerahan operasional pabrik kereta api oleh pihak PJKA kepada manajemen PT INKA (Persero) pada tanggal 29 Agustus 1981. Tanggal inilah yang kemudian dicatat sebagai Hari Kelahiran PT INKA (Persero).
Ketika berdiri, PT INKA (Persero) berada dalam pembinaan teknis Departemen Perhubungan. Tahun 1983, pembinanya dilakukan oleh Dewan Pembina Industri Strategis (DPIS). Tahun 1989, di bawah Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS). Tahun 1998, pengelolaannya di bawah Menteri Pendayagunaan BUMN.
Kualitas INKA dalam industri kereta api sudah tidak perlu diragukan lagi. Sejak 1996, banyak negara lain yang berminat pada produksi INKA. Contohnya adalah PT INKA merakit lokomotif pertamanya (GE Lokindo) pada tahun 1996, hebatnya lagi, produksi tersebut langsung diekspor ke Filipina.
Tidak butuh lama bagi perseroan untuk mengepakkan sayap bisnisnya. Dua tahun berselang, mereka melakukan ekspor kereta ke Thailand. INKA mengekspor Ballast Hopper Wagon, yaitu jenis gerbong barang yang digunakan untuk mengangkut komoditas curah lepas seperti batubara, biji-bijian, dan lain-lain.
PT INKA juga memenangkan lelang pengadaan kereta penumpang untuk Bangladesh Railway pada 2017 dengan total kontrak senilai US$ 100,89 Juta.
Sumber : https://www.idntimes.com/
0 komentar:
Posting Komentar