Pertumbuhan UMKM Kota Madiun Jawa Timur terbilang signifikan dalam setahun terakhir. Tercatat ada 23 ribu pelaku UMKM mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah tersebar di 27 Kelurahan di 3 Kecamatan yakni Kartoharjo, Taman dan Manguharjo.
Berbagai langkahpun dilakukan Pemerintah Kota Madiun untuk menumbuhkan sekitar 23 ribu pelaku UMKM di Kota pecel yang saat ini juga memiliki sebutan kota pendekar.
"Ini memang salah satu program dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis UMKM. Dalam hal ini langsung kita respon cepat dan Alhamdulillah sudah ada 23 ribu pelaku UMKM dalam binaan kita," terang Walikota Madiun Maidi, saat sela mengunjungi UMKM di taman Bantaran Kali Jalan Ahmad Yani, Jumat (21/2/2020).
Dalam menumbuhkan 23 ribu UMKM tersebut, kata Maidi, terdapat tiga langkah yang dilakukan Pemerintah Kota Madiun. Ketiga langkah itu, lanjut Maidi, mulai fasilitasi permodalan, pembinaan, hingga pemasarannya.
"Untuk menumbuhkan sekitar 23 ribu pelaku UMKM kita punya tiga langkah, mulai fasilitasi permodalan, pembinaan, hingga pemasarannya," kata Maidi.
Maidi menyebutkan, untuk bidang permodalan, Pemkot Madiun telah menggelontorkan Rp 12 miliar untuk program kredit murah. Program kredit dengan bunga murah itu melalui Bank Daerah dengan suku bunga hanya 0,5 persen sebulan.
"Kita gelontorkan dana Rp 12 miliar dengan bunga murah, hanya enam persen setahun. Dana yang digelontorkan itu sejak 2014 dan sudah terserap sepenuhnya," sebutnya
Dia menambahkan, dana kredit dengan bunga murah itu tidak hanya untuk pelaku UMKM, namun juga untuk pertanian dan perdagangan. Harapannya, pelaku usaha kecil ini semakin berkembang. "Program kredit ini bukan hanya bunga pinjam yang murah. Namun, juga bebas biaya jasa dan administrasi. Menariknya, kredit murah tanpa batas plafon," tandasnya.
"Permasalahan modal memang menjadi kendala tersendiri bagi pelaku usaha. Karena, tak jarang yang gulung tikar. Pemerintah harus hadir di dalamnya," imbuh Maidi.
Pembinaan dan Pemasaran UMKM
Sementara Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi dan Usaha Mikro (DPMPTSP KUM) Kota Madiun Harum Kusumawati menuturkan, selain fasilitasi permodalan ada dua langkah Pemkot Madiun untuk mengembangkan pelaku UMKM. Dua langkah lain yakni pembinaan, hingga pemasaran produk dari para pelaku UMKM.
"Untuk pembinaan juga tak kurang diberikan. Pemkot Madiun sengaja menggandeng Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI dalam memberikan pendampingan pelaku UMKM. Selain itu juga ada pameran dan pelatihan yang digelar rutin. Namun, perhatian tentu belum cukup hanya dengan memberikan pelatihan," ucap Harum.
Dikatakan oleh Harum, Pemkot juga memberikan tempat pemasaran yang memadai. Salah satunya, Sunday Market di Taman Lalu Lintas Bantaran Kali Madiun sejak pertengahan 2019 lalu. Program ini dikhususkan untuk menampung produk-produk UMKM dalam satu tempat yang bertujuan agar mudah diakses masyarakat.
Hal tersebut juga sebagai salah satu destinasi wisata. Pemerintah juga akan membangun sentra kuliner dan lorong seni pada 2020 ini. "Pelaku UMKM memang harus diberi tempat. Pemerintah juga akan menggelar banyak event. Kalau banyak yang datang UMKM juga akan berdaya. Yang rutin setiap Minggu ada Sunday Market," ungkapnya.
Pertumbuhan Pesat Ekonomi Kota Madiun
Seiring berkembangnya dengan pesat pelaku UMKM di Kota Madiun yang telah berusia 101 tahun, Walikota Madiun Maidi menyebut upaya Pemerintah Kota Madiun, sejalan dengan program Gubernur Jawa Timur melalui Jatim Berdaya dalam Nawa Bhakti Satya.
"Kalau di Kota Madiun ada Panca Karya. Ini sudah saya selaraskan dengan Nawa Bhakti Satya dan Nawa Cita di tingkat pusat. Salah satu misinya, Madiun Kota Peduli," papar Maidi.
Maidi mengaku, program tersebut, Pemerintah Kota Madiun juga membuat konsen mengembangkan UMKM untuk menguatkan perekonomian masyarakat. Apalagi, UMKM merupakan salah satu penyokong perekonomian secara nasional.
"Selain fasilitasi permodalan, pembinaan, dan pemasaran, Pemkot menggandeng pengusaha besar. Produk UMKM sudah lazim terpajang di galeri mall. Produk secara bergantian untuk sama-sama memberikan kesempatan kepada pelaku UMKM," tandasnya.
Walikota juga mewajibkan minimarket membantu pelaku UMKM, mulai memberikan gerobak dan tempat berjualan di halaman minimarket. ''Kedatangan investor harus memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya pelaku usaha yang lebih kecil. Seperti program penghapusan retribusi bagi PKL,'' jelasnya.
Upaya itu cukup membuahkan hasil. Program dan kebijakan terbukti efektif menumbuhkan perekonomian di Kota Pendekar. Pertumbuhan ekonomi Kota Madiun mencapai 6,02 persen pada 2018 lalu. Besaran itu naik 0,06 persen dibanding laju ekonomi tahun sebelumnya.
"Perdagangan dan jasa menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi di Kota Madiun. Rinciannya, jasa transportasi dan pergudangan tercatat yang tertinggi dengan pertumbuhan mencapai 8,18 persen. Industri pengolahan berada di nomor kedua dengan 8,00 persen. Sedang, penyedian akomodasi dan makan minum penyumbang ketiga dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 7,47 persen," jelas Maidi.
"Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kesejahteraan masyarakat. Tak heran menjadi perhatian pemerintah. Kita bebaskan semua retribusi bagi UMKM dan PKL. Dari investor McD perbulan saja Rp 300 juta," pungkasnya.
Sumber : https://news.detik.com/
0 komentar:
Posting Komentar