Sekretaris Kecamatan Manguharjo, Teguh Sudaryanto, mengatakan salah satu usulan warga yang bakal diperjuangkan ke kota ialah soal tradisi bersih desa. Menurut Teguh, tradisi bersih desa yang sudah menjadi agenda tahunan di masing-masing desa selama ini harus diperhatikan Pemkot agar tetap lestari.
“Nah salah satu perhatian yang diberikan ialah dengan membiayai acara tradisi bersih desa itu. Selama ini, tradisi bersih desa memakai dana swadaya masyarakat,” paparnya saat ditemui Madiunpos.com seusai mengikuti acara Musrenbangcam di Aula Kantor Kecamatan Manguharjo, Kamis (22/1/2015).
Teguh menjelaskan, bentuk tradisi bersih desa di Kota Madiun bermacam-macam. Ada yang menggelar wayang kulit, ada yang pengajian, kendurian, dan lain-lain. Menurutnya, jika acara tersebut dikelola secara baik, akan menjadi objek wisata religi atau budaya.
“Seperti di daerah lain itu. Tradisi yang dikelola secara baik akan menjadi daya tarik wisata,” terangnya.
Tradisi bersih desa ini juga kerap dikenal dengan istilah nyadran, yakni serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Ada juga yang mengartikan nyadran sebuah tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan.
Dalam bahasa Jawa, Nyadran berasal dari kata sadran yang artiya ruwah syakban. Nyadran adalah suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan.
Sumber : https://www.solopos.com/
0 komentar:
Posting Komentar