Jumat, 24 September 2021

Dawet Suronatan Minuman Yang Melegenda


Tak hanya cuaca panas, saat cuaca dingin, paling enak menyantap semangkuk minuman dawet untuk melegakan tenggorokan. Jika kebetulan melintas di Kota Madiun, terdapat Dawet Suronatan legendaris. Seperti apa rasanya?


Dawet yang satu ini bisa ditemui di Jalan Merbabu No 10, tepatnya sekitar 50 meter di sisi utara masjid Agung Kota Madiun. Disebut legendaris karena dawet ini tetap eksis sejak 1962. Meski saat ini dikelola generasi ke tiga dari pencetusnya, kenikmatan Dawet Suronatan tak pernah pudar.

Disebut Dawet Suronatan, lantaran minuman tradisional yang satu ini pertama kali buka di kampung bernama Suronatan. Pendirinya adalah Maunah, yang kini sudah almarhum.

Seiring ramainya pembeli, sejak tahun 1970 Maunah dan suaminya almarhum Markoen memilih pindah lokasi jualan di Jalan Merbabu No 10, Kota Madiun. Depot dawet ini bertahan hingga kini. Namun, nama Suronatan tetap melekat seakan menjadi brand bagi es dawet ini.

Setelah Maunah meninggal tahun 1997, bisnis dawet ini diterusakan anaknya Sunarsih (67). Seiring berjalannya waktu, sejak 2003 Dawet Suronatan diwariskan ke Udhi Meilano (37) yang tak lain cucu Maunah, juga anak Sunarsih.

"Saya sudah generasi yang ke tiga mengelola Dawet Suronatan. Ibu saya sudah merasa capek akhirnya dipercayakan ke saya," kata Udhi kepada detikcom, Senin (12/2/2018).

Setiap porsi Dawet Suronatan, disajikan dengan mangkuk kecil. Perpaduan gula, santan dan aneka isian membuat dawet ini menggugah selera. Terdapat 4 isian yang menjadi ciri khas Dawet Suronatan sehingga banyak digermari.

Antara lain cendol dari tepung beras, bubur sum-sum, ketan hitam dan tape singkong. Isian itu dibuat karyawan yang puluhan tahun bekerja di Dawet Suronatan sehingga rasanya tetap terjaga.

"Untuk cendolnya dibuat khusus oleh Mak Minten yang paling lama ikut kerja nenek. Jadi, sudah paling tua dipercaya sejak generasi pertama sampai sekarang," ujar Udhi.

Saban hari, Dawet Suronatan tak pernah sepi pembeli. Bahkan sejumlah orang penting di negeri ini pernah mencicipi minuman tersebut. Mulai dari orang tua Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono hingga mantan Panglima TNI Djoko Suyanto.

"Pak Djoko mantan panglima TNI itu kan berasal dari Madiun. Jadi, sering bernostalgia di sini," ungkapnya.

Kendati begitu, harga Dawet Suronatan tergolong merakyat. Pengunjung cukup membayar Rp 8 ribu untuk menikmati seporsi dawet. Tak ayal berbagai kalangan tak ragu untuk mampir ke depot milik Udhi.

"Omzet hari biasa rata-rata Rp 5 juta, hari libur sampai Rp 10 juta," terang Udhi.

Tak hanya warga Madiun, pembeli Dawet Suronatan juga datang dari berbagai daerah di Jawa Timur. Rasanya yang nikmat membuat dawet ini banyak penggemarnya.

"Rasanya enak, makanya saya sering mampir kalau ke Madiun," cetus salah satu pengunjung Siska (35), asal Kebonsari, Kota Surabaya.

Sumber : news.detik.com
Share:

0 komentar:

Posting Komentar


Label

Pengikut