Sabtu, 25 September 2021

Sejarah Dan Filosofi IKS Pro Patria


 

Sejarah pembentukan

Terlahir dari pembelaan  terhadap kaum yang lemah, membuat seorang pemuda bernama Victor Lie Kuang Hwa (Koh Hwa), lahir di Pamekasan Madura tanggal 10 Mei 1938, memutuskan untuk mendirikan  perguruan yang bernama Ikatan Keluarga Kuntauw Pro Patria. Pada suata mula Koh Hwa sedang berjalan di tengah keramaian kota lalu beliau melihat seorang kaum yang lemah ditindas oleh seorang pemuda yang sedang mabuk berat dan Koh Hwa pun berniat untuk menolong kaum tersebut dan secara tidak sengaja Koh Hwa refleks menghadapi pemuda yang sedang mabuk tersebut, Koh Hwa pun mengeluarkan ilmunya yang secara turun temurun oleh keluarganya. Di awal kejadian tersebut banyak penduduk yang minta di ajarkan kung fu oleh Koh Hwa, Koh Hwa sendiripun sudah berlatih kung fu sejak 12 tahun yang dilatih oleh ayahnya sendiri bernama Lie Gun Yin, adalah seorang pendekar kungfu aliran shaolin. Lie Gun Yin adalah putra dari Lie Chen Ciao alias Lai Yun Chiu, salah seorang dari  “10 Harimau Kwantung/Kanton” seangkatan dengan Wong Kei Ying, ayah Wong Fei Hung. Koh Hwa pun mulai mengajar kung fu mulai tahun 1963 sampai tahun 1970 di rumahnya sendiri di jalan Trunojoyo no 10 Madiun.

Pada awal tahun 1971, para murid yang merasakan manfaatnya dan masih setia mengkuti latihan berupaya mendesak Koh Hwa untuk mendirikan suatu perguruan yang resmi. Maka pada tanggal 28 oktober 1971 di Madiun didirikanlah perguruan yang bernama “Ikatan Keluarga Kuntauw Pro Patria”. Pro Patria sendiri yang berarti “Untuk Tanah Air (Indonesia)”. Agar dapat lebih mengembangkan perguruan, diusahakanlah untuk bergabung dengan salah satu induk organisasi bela diri yang ada. Warna bela diri yang hampir mirip dengan Pro Patria adalah pencak silat (pada saat itu belum ada Persatuan Wushu Indonesia). Akhirnya Pro Patria bergabung dengan IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) cabang Madiun. Untuk dapat diterima menjadi anggota IPSI, nama “Kuntauw” diubah menjadi “Silat”, tanpa mengubah hakikat ilmu beladiri yang harus dikaji anggotanya. Akhirnya, Pro Patria resmi menjadi anggota IPSI cabang Madiun pada tanggal 11 Juni 1975, dengan nama “Ikatan Keluarga Silat Pro  Patria”. Koh Hwa selalu berpegang pada falsafah RNg. Ronggowarsito: Sabar, tawakal, eling, narimo, lan waspada.

UKM Pro Patria UGM berdiri secara resmi pada tahun 1980.

 

Filosofi/Nilai

Ilmu silat terbagi dalam dua golongan yaitu : Nui Kung dan Way Kung. Nui Kung adalah ilmu silat yang menggunakan 10% tenaga dan 90% kelembutan. Ilmu ini cocok dengan orang yang bertubuh kecil dan lemah, karena mereka mempunyai kelincahan, ulet dan kecerdasan. Way Kung adalah ilmu silat yang menggunakan kekerasan, tetapi hal tersebut tidak mutlak, karena ilmu silat ini juga menjadi bagian dari ilmu kelembutan sebagai induknya. Pada Way Kung terdapat 70% kekerasan dan 30% kelembutan. Pedoman pesilat aliran Way Kung adalah keras lawan keras, karena bukan saja tenaga mereka besar, namun tulangnya pun keras bagai besi dan ototnya besar kelihatan nyata. Para pesilat Way Kung umumnya adalah orang yang bertubuh kuat dan tinggi besar. Nui Kung tingkatannya lebih tinggi dari pada Way Kung, karena merupakan penghalusan atau penyempurnaan dari Way Kung.

Ilmu silat Kung Fu dibagi menjadi dua aliran besar, aliran Utara yang berkembang di utara sungai Jang Ciang, dan aliran Selatan yang berkembang di selatan sungai Jang Ciang. Ilmu silat aliran utara lebih mengutamakan kaki sebagai jurus andalan, dan aliran selatan lebih mengandalkan jurus-jurus tangan. Tetapi tidak berarti jurus tendangan kaki aliran selatan kalah mutunya dibanding aliran utara, dan sebaliknya. Pada aliran selatan ada beberapa yang mengutamakan jurus tendangan, dan pada aliran utara juga ada yang mengutamakan permainan tangan.

Ilmu beladiri Pro Patria disusun secara ilmiah dan memperhatikan kepraktisan dengan bersendi pada Kungfu (hasil dari latihan yang serius dan tekun). Ilmu yang diajarkan telah diramu sedemikian rupa sehingga merupakan perpaduan Kungfu Utara dan Kungfu Selatan. Berbagai latihan tersebut dimaksudkan untuk melatih empat aspek penting yaitu: Bela Diri (melindungi diri dan orang lain yang membutuhkan), Olah Raga (untuk kesehatan dan kebugaran), Seni (untuk keindahan gerak yang terpadu dan dihayati benar-benar), dan Mental (ketekunan, kesabaran, ketenangan, keuletan dan kebijaksanaan). Sejalan dengan bertambahnya usia perguruan ini dan menyesuaikan kebutuhan warganya, PRO PATRIA pun terus berkembang. Bagi PRO PATRIA, bela diri tidak lagi  hanya bermakna kemampuan membela diri seperti mengelak, menangkis, dan jika perlu membalas serangan lawan, tetapi juga membela diri secara utuh seperti kemampuan menangkal penyakit dan atau penyembuhannya.

Ilmu pernafasan yang sejak awal diberikan ke pada warganya adalah salah satu contoh ilmu pernafasan yang dimiliki  PRO PATRIA yang mampu memelihara diri mereka dari berbagai serangan dari luar dirinya. Berbagai hasil latihan telah dirasakan oleh banyak warga, dari penyembuhan sakit sesak nafas, migrain, rematik, gangguan tekanan darah, dan masih banyak lagi.Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali penggemar ilmu silat yang tidak dapat mencapai cita-citanya menjadi benar-benar memiliki kemahiran ilmu silat karena cara pandang yang tidak benar. Mereka cuma mengejar status tingkatan yang tinggi dan ijasah, sehingga berlatih hanya sekedar untuk memenuhi target nilai ujian saja. Tinggi-rendahnya kepandaian ilmu silat seseorang tergantung pada masak tidaknya inti-inti ilmu silatnya. Apa tingkatannya dan macam apa ilmu silat yang telah dipelajarinya tidak menjadi prinsip. Ada peribahasa dalam persilatan bahwa untuk menjadi ahli silat yang tangguh perlu memiliki: pertama keberanian, kedua kekuatan, dan ketiga jurus-jurus yang masak inti-intinya.  I Tan, Êr Li, San Kung Fu.


Sumber : ukm.ugm.ac.id

Share:

Mengenal Ki Ageng Pandan Alas

 

Madiun memang gudang sekaligus 'pabrik' dari Pencak Silat. Tak hanya nama besar PSHT dan PSHW, Madiun juga mempunyai perguruan besar lainya salah satunya Ki Ageng Pandan Alas yang berpusat di Desa Kare, Kecamatan Kare Kabupaten Madiun, atau Madiun bagian Timur, di lereng gunung Wilis.

Perguruan Pencak Silat Ki Ageng Pandan Alas awalnya memulai latihan di tahun 1968 dan di latih langsung oleh Bapak Kustari Adi Andaya kemudian masuk dalam keluarga IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) pada tahun 1972.

Awal ceritanya bermula pada tahun 1968-1972 saat itu Madiun tengah menghadapi gejolak yang mempengaruhi semua hal saat itu, dan disaat itu pula banyak perguruan silat baru bermunculan. Dimulai dari latihan di halaman Kodim Madiun seorang pensiunan AURI Bapak Kustari Adi Andaya membuka latihan silat yang awalnya hanya sebagai sarana olahraga berupa gerakan silat dan muridnya pun hanya beberapa orang saja. Serta saat pertama melatih muridnya Bapak Kustari A.A belum memberi nama persilatan ini.

Seiring berjalanya waktu baru kemudian tercetus nama Ki Ageng Pandan Alas yang terinspirasi dari salah satu tokoh golongan Putih zaman kerajaan Demak (Pemerintahan Sultan Tenggrono) yaitu
Ki Ageng Pandan Alas (cerita Buku Naga Sastra Sabuk Inten) yang memiliki sifat yang amat luhur. Dalam kisahnya Ki Ageng Pandan Alas saat menghadapi musuhnya tidaklah menggunakan kekerasan melainkan dengan nasehat dan petuah-petuah yang menyentuh hati, bahkan hingga akhirnya lawannya luluh dan akhirnya sadar, istilah ini disebut Dandanggulo (istilah Jawa). Sejak saat itu nama Ki Ageng Pandan Alas melekat hingga sekarang di keluarga persilatan ini.

Pencak Silat Ki Ageng Pandan Alas mulai bergabung dengan IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) pada 10 November 1972 setelah senam jurusnya di survei oleh IPSI bahwa gerakan yang dimiliki persilatan Pandan Alas ini merupakan gerakan seni beladiri mengandung pencak silat. Dan saat itu pula Ki Ageng Pandan Alas dideklarasikan sebagai tahun berdirinya keluarga Persilatan.


Pencak Silat ini juga ditegaskan bahwa bukanlah sebuah pecahan dari perguruan manapun segala ilmu kanuragan berupa silat dan ilmu kerohanian murni dari ciptaan Kustari Ady Andaya yang beliau dapat dari guru-gurunya melalui media mimpi yang bertahap, dalam mimpi ia seperti setengah sadar merasa diserang dan seperti membela diri, dan dari itulah awal mula terciptanya jurus-jurus yang kemudian diwariskan dan diamalkan hingga sekarang.

Untuk ilmu Kerohanian beliau mendapatkannya dari semua yang tertulis di dalam Al Qur’an dan Al hadist, sehingga antara jurus gerak (kanuragan) dan jurus rohani bila di gabungkan akan menjadi suatu jurus yang bernama Jurus Taqwa yaitu suatu jurus yang meng Esakan Allah SWT, karena manusia tidak dapat mencapai segala upaya tanpa seijin Allah SWT.

Meskipun berpusat di Madiun, namun Madiun bukanlah basis massa terbesar Pandan Alas. Jumlah anggota dari luar daerah dan luar negeri pun telah mencapai puluhan ribu orang bahkan jutaan. Mulai dari pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan pulau-pulau lainya bahkan telah melebarkan sayap hingga ke Asia dan Eropa.

Mendekati bulan Muharram hingga pertengahan Muharram massa dari luar daerah berbondong-bondong datang dengan beberapa gelombang massa. Karena pada tanggal 10 Suro tradisi dimana para anggota baru di Sah-kan di Padepokan yang berada di Desa Kare Kacamata Kare.

Bahkan saking membludaknya massa yang datang banyak rumah dan pekarangan warga dijadikan lahan parkir dan hotel dadakan bagi para massa yang datang. Hal ini dengan adanya perguruan pencak silat Ki Ageng Pandan Alas tanpa disadari telah menjadi penggerak ekonomi meskipun sifatnya sementara namun telah menjadi berkah tahunan warga sekitar padepokan.

Berkah itu rutin selalu dirasakan oleh warga setiap tahun. Warga sekitar padepokan pada saat itu banyak yang manfaatkan untuk membuka warung-warung dadakan menggelar tenda sepanjang jalan untuk menjamu para warga Pandaan Alas yang datang sekaligus mengais rejeki tahunan.

Belum lagi berkah yang lain, seperti larisnya para pedagang di pasar sekitar padepokan (Pasar Gondosuli), kebutuhan tenaga memasak untuk membantu dapur padepokan dan warung meningkat, sektor pariwisata yang ada di desa setempat ikut bergeliat, serta masih banyak lagi sektor lainnya yang merasakan berkahnya. Sehingga saat bulan Muharram tiba geliat perekonomian bisa lebih hidup dan mendatangkan berkah bagi warga sekitar.


Share:

Sejarah IKS PI Kera Sakti Madiun

 

Perguruan IKS PI Kera Sakti yang berpusat di Madiun Jawa Timur ini merupakan perguruan beladiri beraliran kung fu untuk gerakan beladirinya tetapi untuk kerohaniannya lebih cenderung ke Banten dan ulama Jawa. Berdiri pada tanggal 15 Januari 1980 di Jl. Merpati No. 45, Kelurahan Nambangan Lor, Kecamatan Mangunharjo, Kodya Madiun oleh bapak R Totong Kiemdarto dengan gerakan beladiri kung fu aliran utara dan selatan yang dipelajarinya dari pendekar aliran kung fu China yang ada di Indonesia.

Adapun nama dari perguruan ini semula adalah
IKS PI (Ikatan Keluarga Silat "Putra Indonesia) tetapi ketika perguruan mulai berkembang diberi nama tambahan "Kera Sakti" dibelakangnya. Hal ini adalah karena masyarakat maupun murid-murid perguruan ini lebih mengenal nama jurus perguruan yaitu teknik jurus keranya daripada nama asli perguruan. Untuk itu selanjutnya dalam memudahkan pencarian identitas perguruan sekaligus secara tidak langsung menambah wibawa nama perguruan maka disebutlah IKS PI Kera Sakti.

Bapak Totong Kiemdarto lahir pada tanggal 20 Oktober 1953 di Madiun. Sebagai pendiri sekaligus guru besarnya, ia mengajarkan pelajaran silat monyet dan kerohanian untuk memantapkan fisik dan iman siswa dan siswi yang selaras dengan tujuan pembangunan nasional yaitu mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, yang sehat lahir maupun batin dan berjiwa pancasila.
Pada mulanya perguruan ini hanya dikenal di lingkungan masyarakat desa Nambangan Lor saja tetapi pada sekitar 1983 beberapa murid angkatan I dan II mulaimengembangkan ajaran perguruan di beberapa tempat, yaitu SMAN 3 Madiun, Lanuma Iswahyudi dan Dempel. Baru kemudian menyusul berkembang ditempat lain yang tidak saja di wilayah eks Karesidenan Madiun tetapi juga diluar Madiun.
Didalam metode latihan IKS PI Kera Sakti terdapat 5 tahapan penting untuk mencapai tingkatan tertinggi,yaitu:
  1. Tingkat dasar I sabuk hitam dengan lama latihan 6 bulan;
  2. Tingkat dasar II sabuk kuning sengan lama latihan 6 bulan;
  3. Warga tingkat I sabuk biru dengan lana latihan 1 tahun;
  4. Warga tingkat II sabuk merah;
  5. Warga tingkat III sabuk merah strip emas.

I. Tingkat Dasar I Sabuk Hitam
Untuk latihan awal siswa tingkat dasar I harus melewati 3 tahapan penting di dalam latihan, yaitu:
  1. tingkat awal (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan dasar prguruan);
  2. tingkat menengah (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan lanjutan);
  3. tingkatan akhir (materi latihan dimana siswa akan diuji untuk melanjutkan ke tingkat dasar II).
Materi yang diberikan pada tingkat dasar I sabuk hitam antara lain teknik senam pelemasan dan yoga, teknik dasar pukulan dan tendangan, teknik dasar pernafasan Chi Kung serta teknik dasar pengembangan jurus.

II. Tingkat Dasar II Sabuk Kuning
Untuk latihan awal siswa tingkat dasar II harus melewati 3 tahapan penting dalam latihan, yaitu:
  1. tingkat awal (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan dasar lanjutan perguruan);
  2. tingkat menengah (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan lanjutan);
  3. tingkat akhir (materi latihan dimana siswa akan diuji untuk melanjutkan ke warga tingkat I.
Materi yang diberikan adalah teknik senam pelemasan dan yoga, teknik dasar pukulan dan tendangan, teknik dasar pernafasan serta teknik dasar pengembangan jurus.

III. Warga Tingkat I Sabuk Biru
Warga tingkat I harus melewati 3 tahapan penting dalam latihan, yaitu:
  1. tingkatan awal (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan perguruan yang lebih rumit);
  2. tingkkatan menengah (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan kombinasi);
  3. tingkat akhir (materi latihan dimana siswa akan diuji untuk melanjutkan ke warga tingkat II.
Materi yang diberikan pada Warga tingkat I Sabuk Biru adalah teknik senam pelemasan dan yoga, teknik dasar pukulan dan tendangan, teknik dasar pernafasan, teknik dasar pengembangan jurus.

IV. Warga Tingkat II Sabuk Merah
Untuk latihan bagi warga tingkat II lebih banyak mengacu pada pengembangan, kecepatan dan refleksitas gerakan jurus maupun kombinasi. Sedangkan untuk materi yang diberikan pada warga tingkat II ini hanya boleh diketahui oleh warga tingkat II keatas dan tidak dapat disebarkan kepada umum alias dirahasiakan.

V. Warga Tingkat III Sabuk Merah Strip Emas
Untuk latihan bagi warga tingkat III lebih banyak mengacu pada pemantapan dari pengembangan, kecepatan dan refleksitas gerakan jurus maupun kombinasi. Seperti halnya materi pada warga tingkat II, materi tingkat ini juga dirahasiakan.

Share:

Sekilas Pandang Tentang SHTT

SEKILAS PANDANG TENTANG PERGURUAN PENCAK SILAT SETIA HATI TUHU TEKAD PUSAT MADIUN Setia Hati Tuhu Tekad Pusat Madiun, Didirikan oleh Raden Singgih pada Tahun 1918, dan mempunyai murid bernama Raden Soekotjo yaitu adik kandung dari Raden Singgih itu sendiri, Raden Soekotjo adalah selaku Guru Besar Setia Hati Tuhu Tekad Pusat Madiun yang memiliki Padepokan Pusat yaitu diSewulan Dagangan Madiun, dan kemudian dikembangkan oleh murid - muridnya diantaranya yaitu Drs. Agus Rijanto selaku Ketua Umum (Menjabat sejak 1982 hingga sekarang), dan kemudian berkembang diberbagai daerah sebagai cabang - cabang dari Setia Hati Tuhu Tekad. Adapun sistem perguruan ini tidak terlepas dari Pendidikan dan Pengajaran, yaitu yang dimaksud mendidik disini adalah memberikan atau menanamkan tabiat yang baik agar anak didik mempunyai sifat yang baik dan berpribadi utama, adapun yang dimaksud mengajar adalah memberikan pengetahuan kepada anak agar anak dapat mengetahui peristiwa - peristiwa, hukum - hukum atau proses daripada suatu ilmu pengetahuan.Perguruan Setia Hati Tuhu Tekad telah melahirkan pendekar - pendekar yang berpribadi utama, berbudi pekerti yang luhur, suka menolong dan melindungi yang lemah. Adapun sesanti perguruan Setia Hati Tuhu Tekad adalah SURO DIRO JOYONINGRAT LEBUR DENING PANGASTUTI Lambang Perguruan Setia Hati Tuhu Tekad

Foto Ketua Umum Perguruan SETIA HATI TUHU TEKAD PUSAT MADIUN


Foto Ketua Perguruan Setia Hati Tuhu Tekad (SHTT) Pusat Madiun bersama KRAT. H. Tarmaji Budi Harsono, SE selaku Ketua Paguyuban Pencak Silat Madiun

Foto Ketua Perguruan Setia Hati Tuhu Tekad Pusat Madiun Bersama Ketua IPSI Kab. Madiun, Para Ketua Perguruan Beladiri, Dandim, Kapolres dan Kapolresta Yang Tergabung dalam Paguyuban Pencaksilat Madiun


Foto Ketua Perguruan Bersama Para Warga Beladiri PencakSilat Madiun Dalam Acara Pelantikan Dandim, Kapolres dan Kapolresta Madiun menjadi Anggota Baru Paguyuban Pencaksilat Madiun di Gedung Krida Satria Utama (Padepokan Setia Hati Terate)


Sumber ; http://anggunbusana22.blogspot.com/



Share:

PSHW Siap Terima Siswa Baru

Sudah tiga bulan perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongi (PSHW) vakum sejak pandemi corona merebak. Mereka tak menerima siswa baru, yang biasanya dilakukan setiap pekan dalam kondisi normal.

Kini, sejalan dengan mulai diterapkannya tatanan normal baru atau new normal, PSHW mulai kembali membuka penerimaan siswa baru. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Seperti dikutip dari madiuntoday.id, berbagai persiapan dilakukan peguruan silat yang berpusat di Jl. Doho, Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun ini untuk memulai kembali kegiatan. Termasuk mencari calon pendekar baru PSHW.

"Ada beberapa poin penting yang menjadi perhatian kami. Yakni mengenai protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Kami tegas mengimbau agar tidak terjadi penumpukan massa. Para saudara baru yang mendaftar juga hanya diperbolehkan dari zona kuning, khususnya Kota Madiun," jelas Sekertaris 2 PSHW, Iwan Budi Prasetya, Selasa (16/6/2020).

Ia menambahkan bahwa peminat perguruan pencak silat ini berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia hingga luar negeri.

Sejumlah persiapan yang dilakukan pengurus PSHW untuk memastikan protokol kesehatan dijalankan saat aktivitas kembali digelar. Salah satunya memasang tanda untuk physical distancing, menyediakan thermal gun untuk mengecek suhu tubuh anggota, dan disinfektan.

"Kawasan sekitar lokasi akan kita sterilkan, jadi hanya yang berkepentingan yang ada di lokasi. Untuk menghindari penumpukan massa, kita juga hanya membatasi pendaftar dengan kuota 100 orang," ujarnya.

Tak hanya itu, sebagai langkah antisipasi mereka juga menyiapkan face shield dan sarung tangan bagi para panitia. Serta, para peserta juga diminta membawa perlengkapan pribadi seperti masker, sajadah, dan alat tulis untuk menghindari saling pinjam meminjam.

 Sumber : https://www.madiunpos.com/

Share:

PSHT Dijaga Ketat Saat Acara Lima Tahunan

 


Acara lima tahunan Parapatan Luhur 2021 Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Pusat Kota Madiun digelar virtual dijaga ketat, Sabtu (13/3/2021). Polisi, TNI dan Pasukan Pengaman Persaudaraan Setia Hati Terate (Pamter) berjaga di pintu masuk Padepokan PSHT Madiun.
Tampak gerbang pintu masuk Gedung Graha Kridha Budaya, polisi, TNI dan pamter berbaju hitam tampak di lokasi. Setiap tamu undangan yang datang dilakukan pengecekan.

"Maaf pak tidak boleh masuk, acara tertutup internal," ujar salah satu Pamter yang berjaga kepada wartawan di lokasi.

Tampak Bupati H. Ahmad Dawami dan Wali Kota Madiun Maidi hadir dalam undangan Parapatan Luhur. Di halaman gedung tampak ratusan karangan bunga ucapan selamat atas terselenggaranya Parapatan Luhur 2021.

Tidak hanya di pintu gerbang gedung, penyekatan juga dilakukan polisi, TNI dan Pamter di penjuru pintu masuk Kota Madiun. Simpang tiga Jalan Merak atau 300 meter jalan menuju Padepokan juga dijaga ketat.

Setiap pengendara yang masuk dilakukan pengecekan selain tamu undangan acara Parapatan Luhur 2021 PSHT dilarang masuk. "Mau kemana pak, selain undangan dilarang masuk," kata petugas polisi di pertigaan Jalan Merak.

Sementara Kapolresta Madiun AKBP I Dewa Putu Eka mengatakan, dalam pengamanan acara Parapatan Luhur PSHT ada 714 personel gabungan baik TNI dan Polri dan instansi terkait diturunkan.

"Ada pengamanan lebih dari 700 personel gabungan TNI-Polri dengan penyekatan setiap pintu masuk kota Madiun karens konvoi dilarang," tandas Eka.

Humas PSHT Pusat Madiun Bagus Rizki Dinarwan berpesan agar pesilat tidak mengerahkan massa atau konvoi. Bila ada pengerahan massa atau pesilat datang untuk berkonvoi akan ditindak tegas.

"Acara berlangsung secara virtual serentak dari PSHT Pusat Madiun. Dan bisa diikuti serentak semua cabang se-Indonesia. Jika ada yang nekat datang dianggap perusuh," tandasnya.

Data yang dihimpun detikcom, PSHT Pusat Madiun memiliki lebih dari 7 juta anggota tersebar di seluruh Indonesia bahkan luar negeri.



Share:

Masyarakat Umbul Gelar Ruwat Sengkolo Bumi Projo


 

Masyarakat Desa bersama pengelola taman wisata edukasi Umbul Square gelar budaya “Ruwat Sengkolo Bumi Projo”. Tahun Baru Hijriah atau yang biasa disebut bulan Suro menurut tradisi Jawa menjadi moment tersendiri untuk warga sekitar tempat wisata Umbul Square Madiun. Setiap bulan Suro tempat wisata Umbul Square menggelar tradisi kurasan yang di ikuti oleh ribuan warga masyarakat dan wisatawan lokal yang datang dari dalam serta luar kota Madiun.

Informasi yang diterima wartawan Berita TKP dari pedagang di dalam tempat wisata Umbul Square menjelaskan tradisi kurasan kali ini berbeda dengan tahun lalu karena dilaksanakan pada hari ke dua di bulan Suro. Walaupun begitu semoga saja menjadi barokah bagi kami selama dua hari ini serta jualan kami ramai dan lancar

Menurut Afri Handoko, Direktur Umbul Square Madiun ke wartawan media Berita TKP, acara inti tetap yaitu “Ruwat Sengkolo Bumi Projo” dan menguras sendang air belerang. Perbedaan tahun ini dilakukan selama dua hari pada hari kedua bulan Suro. Untuk acara ziarah dan doa tetap kita lakukan tepat pada satu suronya.Kami di beri himbauan dari Polres Madiun untuk acara kurasan dilakukan pada hari ke dua karena alasan keamanan. Alhamdulillah dengan perubahan jadwal ini kita tidak ada kendala dan acara sukses, aman serta lancar.

Sebagai Direktur Umbul Square Bp. M.Afri Handoko menambahkan ke awak media Berita TKP bahwa bersama team mereka selalu berbenah dan berusaha agar Umbul Square nantinya tak hanya sebagai tempat rekreasi. Tapi mempunyai multi fungsi. Yakni tempat rekreasi, edukasi dan konservasi pelestarian hewan yang menjadi koleksi Madiun Umbul Square. Dengan bertambahnya koleksi heman serta perbaikan lokasi ini salah satu bukti nyata Umbul Square akan memanjakan pengunjungnya. Selain itu Umbul Square bisa di kenal secara luas serta menjadi tempat tujuan utama wisatawan dari dalam dan luar negeri.

Pada saat wartawan Berita TKP menemui Sesepuh Desa Umbul menjelaskan bahwa Tradisi kurasan dilakukan setiap Bulan Suro, sendang ini merupakan satu-satunya sumber air belerang yang berada di dataran rendah yang dipercaya dapat menyembuhkan segala penyakit. Setelah acara kurasan selanjutnya melakukan doa bersama di situs peninggalan kerajaan Majapahit

Tradisi ini sudah turun temurun sejak dahulu dan bertujuan mendapat berkah di bulan suro atau tahun baru Islam, juga sebagai icon tahunan di lokasi wisata Umbul Square sehingga dapat menarik ribuan pengunjung dari berbagai daerah.

Dengan melibatkan warga dan pemerintah desa setempat, pelajar, dan beberapa instansi acara kurasan ini berlangsung sukses dan lancar. Sudah menjadi destynasi budaya warga desa Umbul bersama-sama lakukan tradisi kurasan ini.

Sumber : https://www.beritatkp.com/

Share:

Tradisi Nyadran Bakal Dibiayai Pemerintah

 

Pelaksanaan musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) di tingkat Kecamatan Manguharjo berlangsung lancar dan tertib. Pasalnya, acara tersebut hanya merekap usulan warga sebelumnya dalam Musrenbang di tingkat kelurahan atau Musrenbangkel.

Sekretaris Kecamatan Manguharjo, Teguh Sudaryanto, mengatakan salah satu usulan warga yang bakal diperjuangkan ke kota ialah soal tradisi bersih desa. Menurut Teguh, tradisi bersih desa yang sudah menjadi agenda tahunan di masing-masing desa selama ini harus diperhatikan Pemkot agar tetap lestari.

“Nah salah satu perhatian yang diberikan ialah dengan membiayai acara tradisi bersih desa itu. Selama ini, tradisi bersih desa memakai dana swadaya masyarakat,” paparnya saat ditemui Madiunpos.com seusai mengikuti acara Musrenbangcam di Aula Kantor Kecamatan Manguharjo, Kamis (22/1/2015).

Teguh menjelaskan, bentuk tradisi bersih desa di Kota Madiun bermacam-macam. Ada yang menggelar wayang kulit, ada yang pengajian, kendurian, dan lain-lain. Menurutnya, jika acara tersebut dikelola secara baik, akan menjadi objek wisata religi atau budaya.

“Seperti di daerah lain itu. Tradisi yang dikelola secara baik akan menjadi daya tarik wisata,” terangnya.

Tradisi bersih desa ini juga kerap dikenal dengan istilah nyadran, yakni serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Ada juga yang mengartikan nyadran sebuah tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan.

Dalam bahasa Jawa, Nyadran berasal dari kata sadran yang artiya ruwah syakban. Nyadran adalah suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan.

Sumber : https://www.solopos.com/



Share:

Tradisi Megengan Menjelang Ramadhan

 


Dalam menyambut Ramadhan setiap daerah memiliki cara sendiri-sendiri. Salah satunya di Kota Madiun, Jawa Timur.

Tradisi “ Megengan “ sudah biasa dilakukan di oleh warga setempat dalam menyambut bulan suci Ramadhan

Tradisi "Megengan" adalah tradisi berupa kenduri dan menukar berkat makanan sebagai tradisi dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang rencananya dimulai pada 13 April 2021.

Untuk pelaksanaan Kenduri atau selamatan "Megengan" dilakukan selepas isya di masing-masing masjid ataupun mushalla yang ada di setiap rukun tetangga (RT) yang tersebar di seluruh Kota Madiun.

"'Megengan' ini merupakan tradisi jelang bulan Ramadhan. Dalam 'Megengan' itu, selain melantunkan bacaan ayat-ayat suci Al Quran, juga menukarkan berkat makanan yang dibawa oleh masing-masing kepala keluarga," ujar Takmir Mushalla Al-Amin di RT 09/RW 03 Kelurahan Nambangan Kidul, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Sasomo, di Madiun, Minggu 11 April 2021 seperti dikutip dari ANTARA.

Dia mengatakan umumnya "Megengan" dilakukan beberapa hari sebelum Ramadhan. Berkat makanan yang dibawa masing-masing keluarga bervariasi sesuai dengan kemampuan. Namun, jika menurut tradisi, "Megengan" identik dengan jajanan atau kue apem.

Sayangnya, seiring kemajuan zaman, kue apem sudah jarang yang membuatnya sehingga makanan jenis apa saja bisa untuk "Megengan".

"Yang terpenting adalah niatnya," katanya.

Tujuan "Megengan", katanya, bersyukur atas berkah bulan Ramadhan yang suci dan mohon lindungan Allah SWT untuk lancar dalam menjalankan ibadah puasa dan semua urusan keluarga. Hal itu wujud dari hubungan manusia dengan Tuhan atau "hablum minallaah".

Selain itu, katanya, wujud mempererat hubungan silaturahim antara sesama umat manusia atau "hablum minannas".

Di samping "Megengan", tradisi lain menjelang Ramadhan yang masih lestari di Kota Madiun adalah ziarah kubur ke makam leluhur.

Saat berziarah, warga membawa bunga mawar untuk ditabur di pusara. Makam-makam leluhur juga dibersihkan dari rerumputan dan dedaunan.

Tujuan ziarah makam tersebut mendoakan keluarga yang sudah meninggal agar diberi ketenangan dan diampuni segala dosanya oleh Allah SWT.

Permohonan maaf tersebut intensif dilakukan di Bulan Suci Ramadhan yang diyakini sebagai bulan penuh dengan ampunan.

Sumber : https://lensapurbalingga.pikiran-rakyat.com/

Share:

PSHT PSHW Sepakat Tiadakan Kegiatan Suro Agung

 

Dua Perguruan Pencak Silat terbesar di Madiun, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Pusat Madiun dan Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW) Tunas Muda sepakat tidak mengadakan kegiatan Suro-Suran Agung menyambut 1 Muharram 1443 Hijriyah. Ini sebagai bentuk keprihatinan bersama di situasi pandemi, sekaligus dukungan terhadap pemerintah dalam rangka memutus penyebaran covid-19.

Kesepakatan itu disampaikan Ketua Umum PSHT Pusat Madiun, R. Moerdjoko H.W dan Ketua Umum  PSHW Tunas Muda Madiun, R. Agus Wiyono Santoso dalam pertemuannya bersama Kapolres Madiun Kota di Mapolresta Madiun, Senin (2/8/2021). Ketua Umum PSHT Pusat Madiun, Moerdjoko mengatakan, jika biasanya menyambut 1 Suro, ada tradisi ‘nyekar’ atau ziarah makam ke pendiri atau para leluhur PSHT, tahun ini ditiadakan. Pihaknya akan membuat surat edaran untuk dipedomani bersama.

“Jadi tahun ini untuk kegiatan Suran, karena masih dalam situasi pandemi covid-19, maka untuk malam 1 Muharraham, atau 1 Suro tidak ada kegiatan ziarah atau nyekar. Kegiatannya diganti tirakatan di wilayah masing-masing. Apakah itu di cabang, ranting maupun rayon dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat. Termasuk pesertanya juga dibatasi sesuai prokes,” ungkapnya.

Senada juga disampaikan Ketua Umum PSHW Tunas Muda, R. Agus Wiyono Santoso atau yang akrab disapa Mas Win. Dirinya juga akan membuatkan surat edaran terkait peniadaan kegiatan Suran Agung di masa pandemi covid-19.

“Untuk kegiatan selama bulan Suro, memang seperti tahun kemarin. Yang jelas selama masih pandemi dalam hal kegiatan Suran Agung ditiadakan. Kepada saudara-saudaraku se asuhan dimanapun berada agar tidak berkerumun, tidak melakukan mobilisasi dan harus patuhi dan ikuti prokes yang menjadi aturan dari pemerintah untuk memutus penyebaran covid-19,” ucapnya.

Sementara itu Kapolres Madiun Kota, AKBP Dewa Putu Eka Darmawan menyatakan, pihaknya mengapresiasi komitmen perguruan pencak silat yang tahun ini meniadakan pelaksanaan kegiatan Suro dan Suran Agung. Ia pun mengajak seluruh pendekar untuk bersama-sama melawan covid-19 dengan disiplin prokes dan mematuhi aturan yang ada.

“Ketua Umum PSHT dan Ketua Umum PSHW Tunas Muda berkenan memberikan himbauan kepada warganya masing-masing untuk tidak melaksanakan kegiatan di 1 Muharram atau Suro nanti. Itu adalah sebuah dukungan bagi kami untuk bersama-sama menjaga bagaimana prokes ini dikedepankan dan tujuannya adalah Indonesia terbebas dari covid-19,” terangnya.

Untuk mekanisme pengamanan dan jumlah personel yang diterjunkan untuk menjaga Kamtibmas pada Suro nanti, pihaknya akan berkoordinasi dengan aparat kepolisian lintas kabupaten/kota karena merupakan kalender kamtibmas khusus yang harus disepakati bersama.

Sumber : https://rri.co.id/

Share:

Tradisi Suro Agung Dilakukan Dengan Bagi Masker

 


Tradisi merayakan 1 Suro yang biasa dilakukan oleh para pendekar di Kota Madiun pada tahun ini tidak akan sama seperti tahun – tahun sebelumnya. Perayaan tahun ini lebih difokuskan pada upaya penanggulangan covid-19.

Hal ini dipertegas dalam Rapat Koordinasi Perayaan Suran dan Suran Agung di Sun City pada Kamis (13/08/2020). Dalam rapat tersebut juga dihadiri oleh masing-masing sesepuh perguruan silat.

Walikota Madiun, Maidi mengatakan bahwa Kota Madiun merupakan central Bakorwil I Jawa Timur. Sehingga salah satu kegiatan khusus di Kota Madiun yakni Suran dan Suran Agung harus melalui Pendekar Waras.

Dirinya mengambil kebijakan setelah mendapatkan instruksi Presiden terkait Jatim Bermasker perlu ditindak lanjuti. Rencananya dalam bulan Suro nanti, seluruh pendekar di Kota Madiun akan membagikan masker sebagai kegiatan mengisi perayaan Suro dan Suran Agung.

“Jika Dari Jatim menginginkan 2000 masker, kita siapkan 3000 masker.
Kita tunjukkan pada nasional dan internasional baik PSHT dan PSHW adalah yang terbaik untuk dunia. Harapannya adalah penampilan Kota Pendekar berbeda antara dulu dan sekarang,” katanya.

Maidi menegaskan agar setiap pendekar dapat mengharumkan Kota Madiun dengan kegiatan positif. “Kegiatan positif tidak akan merepotkan TNI dan Polri. Saya itu malu setiap Suro Kota Madiun mencekam. Sampai-sampai Kapolda dan Panglima Kodam turun ke Madiun,” jelas Maidi dalam rapat tersebut.

Ini karena dari semua pihak baik TNI dan Polri sudah bekerja keras dalam pembagian masker dengan tidak mengenal waktu, siang malam. Dia akan memberi sanksi kepada Pendekar yang tidak taat protokol kesehatan.

Hal senada diutarakan oleh Danrem 081 DSJ, Waris Ari Nugroho yang menyatakan bahwa sampai saat ini masih banyak masyarakat terpapar Covid-19.

Lebih lanjut dia menandaskan bahwa apabila Perguruan tetap melakukan kegiatan dan terlebih diiringi keributan, hal itu akan menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu kamtibmas.

“Saya berharap kepada sesepuh dan tokoh perguruan agar bisa mengendalikan karena saya yakin bahwa setiap orang pasti tidak ingin adanya keributan di wilayah masing-masing,” tegasnya.

Dia meminta kerjasama yang baik untuk menghimbau di wilayah masing-masing sehingga tidak terjadi pergerakan masa dalam melaksanakan kegiatan Suroan.

Himbauannya untuk kegiatan selain ziarah dapat melaksanakan baksos, kerja bhakti dalam rangka meningkatkan imun di masyarakat dan melaksanakan MTQ antar perguruan.

Plt. Kepala Bakorwil I Jawa Timur, Benny Sampirwanto berharap agar adanya partisipasi sehingga setiap perguruan pencak silat tidak mengarahkan warganya dari kota lain untuk melakukan pengumpulan makam ke Kota Madiun.

“Guyub rukun merupakan tujuan bersama yang harus dilakukan dengan menjunjung tinggi nilai luhur. Sehingga dapat menciptakan suasana yang aman damai tentram dan kondusif dengan tetap menjalin silaturahmi sesama warga dan stakeholder baik Pemda, TNI dan Polri,” pungkasnya.

Sumber : https://lenteratoday.com/

Share:

Ruwatan Bumi Tradisi Di Desa-Desa


 

Hingga saat ini masyarakat diberbagai desa ada yang masih menjalankan tradisi peninggalan nenek moyangnya yang telah berjalan sejak ratusan tahun yang lalu. Tradisi di maksud adalah berupa upacara Ruwatan Bumi, yaitu ritual manifestasi rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang telah diperoleh dari hasil bumi.

Ruwatan berasal dari kata Ruwat atau ngarawat (bahasa Sunda) yang artinya memelihara atau mengumpulkan. Makna dari mengumpulkan adalah mengajak masyarakat seluruh kampong berkut hasil buminya untuk dikumpulkan, baik yang masih mentah maupun yang sudah jadi atau dalam taraf pengolahan. Tujuannya selain rasa syukur tadi sekaligus sebagai tindakan tolak bala dan penghormatan terhadap para leluhurnya.

Pelaksanaan ruwatan bumi biasanya berlangsung di tanah lapang. Meski masing-masing daerah memiliki ciri sendiri-sendiri, namun pada intinya mereka melakukan ritual keagamaan yang kental dengan peristiwa budaya. Pelaksanaan ruatan bumi ini biasanya akibat terjadinya bencana alam yang menimpa wilayah atau tempat tinggal mereka. Setelah bencana lewat, mereka kemudian melaksanakan ruwatan bumi agar bencana tidak terjadi lagi.

Ruwatan bumi masih dipelihara dan dijalankan dengan sangat khidmat oleh masyarakat setempat susai yang diwariskan orang-orang tua dahulu. Bahkan oleh Pemerintah dijadikan agenda buadaya dan parawisata. Ruwatan bumi di daerah ini memang sangat unik dan menarik karena kekuatan tradisi di masa lalu yang terus terpelihara dengan baik.

Ditengah modernisasi dan arus globalisasi yang sulit untuk dibendung, ruwatan bumi tentu saja menghadapi ancaman menuju kepunahan. Padahal sekitar 20 tahun yang lalu, setiap menjelang bulan Maulud selalu diselengarakan ruwatan bumi. Dengan dipimpin tetua kampong, warga setempat berkumpul di tanah lapang dekat pohoin Binong sambil membawa tumpeng. Forum itu skaligus digunakan untuk bersilaturahmi diantara warga, karena setelah ritual kagamaan selesai seluruh warga bergembiria ria murak tumpeng sambil ngobrol dan bersenda gurau.

Selain akibat modernisasi dan arus globalisasi, dibeberapa tempat disebabkan oleh larangan dan pemahaman agama yang semakin tinggi. Ada diantara daerah yang sama sekali menghentikannya karena dianggap bertentangan dengan ajaran Islam. Bisa jadi begitu mengingat upacara ruwatan bumi sangat kental dengan dupa dan kemenyan yang oleh sebagian kalangan dinilai berasal dari ajaran Hindu atau Budha.

Apa saja rangkaian pelaksanaan pertistiwa ruwatan bumi ini? dadahut, yaitu persiapan yang dilakukan masyarakat mulai dari pembentukan panitia, musyawarah pelaksanaaan ruwatan bumi, pengumpulan biaya, membuat makanan, membuat pintu hek (pintu gerbang), membuat sawen atau daun janur dari daun kawung. Kegiatan dadahut ini biasanya dilakuan sebulan sebelum pelaksanaan.

Ngadieukeun, yaitu ritual khusus bertempat di goah yang dilakuan ketua adat dengan menyajikan banyak sesajen. Tujuannya meminta ijin kepada Tuhan YME supaya seluruh penduduk dan kampungnya dijauhkan dari musibah. Ketiga Ijab kabul motong munding, yaitu berdoa sekaligus sambutan tetua adat sebelum menyembelih kerbau. Ngalawar, yaitu nyuguh atau menyimpan sesaji di stiap sudut kampung. Ngalawar dimaksudkan untuk menghormati para leluhur masyarakat di daerah itu.

Ngalawar dimulai dengan menyimpan sesaji di tengah-tengah kampung. Kemudian dilanjutkan di keempat sudut kampung. Sesaji atau sesajen untuk ngalawar ini dibungkus dalam ukuran kecil yang di dalamnya terdapat aneka makanan yang terbuat dari beras.

Salawatan, yaitu mengucap puji-pujian kepada Allah SWT dan Rosulnya di mesjid-mesjid. Sholawatan dimulai setelah maghrib sampai menjelang Isya. Pertunjukan seni gembyung yang dilaksanakan pada malam hari. Numbal, yairtu upacara sakral dengan mengubur sesaji dan makanan yang terbuat dari beras. Tujuan numbal adalah mangurip bumi munar leuwih, artinya hasil bumi dan segala hal yang dilakukan penduduk kampung bisa bermanfaat.

Bahan untuk numbal antara lain kelapa hijau, seupahun, telur, gula merah, rempah-rempah, ayam kampung, pisang, tebu, jawer kotok. Prosesinya, setelah ritual kagamaan dilanjutkan dengan menyembelih ayam kampung. Ayam tersebut dipotong-potong untuk disimpan dalam lubang tertentu yang telah digali. Berikutnya adalah menanam pohon pisang, tebu, jawer kotok dan hanjuang yang disiram air beras.

Helaran, yaitu iring-iringan masyarakat dimulai dari tempat pelaksanaan ruwatan menuju situs makam leluhur. Dalam helaran ini ikut memeriahkan seni beluk, pembawa parukuyan, kuda kosong, pini sepuh, usungan dongdang, seni dogdog, saung sangar, usung tumpeng, dongdang makanan, seni Rengkong dan tari-tarian pembawa kerajinan.

Sawer, yaitu melantunkan syair buhun. Sawer berisi puji-pujian terhadap sang pncipta, para leluhur dan Nyai Pohaci atau Dwi Sri. Kesepuluh Ijab Rosul, yaitu ritual untuk menutup pelaksanaan ruwatan bumi yang dipimpin tetua adat. Setelah acara sacral biasanya dilanjutan hiburan wayang golek atau kesenian lain yang bernuansa Islam.


Sumber : https://www.kompasiana.com/





Share:

Strategi Pemkot Madiun Kembangkan UMKM

 


Pertumbuhan UMKM Kota Madiun Jawa Timur terbilang signifikan dalam setahun terakhir. Tercatat ada 23 ribu pelaku UMKM mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah tersebar di 27 Kelurahan di 3 Kecamatan yakni Kartoharjo, Taman dan Manguharjo.
Berbagai langkahpun dilakukan Pemerintah Kota Madiun untuk menumbuhkan sekitar 23 ribu pelaku UMKM di Kota pecel yang saat ini juga memiliki sebutan kota pendekar.

"Ini memang salah satu program dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis UMKM. Dalam hal ini langsung kita respon cepat dan Alhamdulillah sudah ada 23 ribu pelaku UMKM dalam binaan kita," terang Walikota Madiun Maidi, saat sela mengunjungi UMKM di taman Bantaran Kali Jalan Ahmad Yani, Jumat (21/2/2020).

Dalam menumbuhkan 23 ribu UMKM tersebut, kata Maidi, terdapat tiga langkah yang dilakukan Pemerintah Kota Madiun. Ketiga langkah itu, lanjut Maidi, mulai fasilitasi permodalan, pembinaan, hingga pemasarannya.

"Untuk menumbuhkan sekitar 23 ribu pelaku UMKM kita punya tiga langkah, mulai fasilitasi permodalan, pembinaan, hingga pemasarannya," kata Maidi.

Maidi menyebutkan, untuk bidang permodalan, Pemkot Madiun telah menggelontorkan Rp 12 miliar untuk program kredit murah. Program kredit dengan bunga murah itu melalui Bank Daerah dengan suku bunga hanya 0,5 persen sebulan.

"Kita gelontorkan dana Rp 12 miliar dengan bunga murah, hanya enam persen setahun. Dana yang digelontorkan itu sejak 2014 dan sudah terserap sepenuhnya," sebutnya

Dia menambahkan, dana kredit dengan bunga murah itu tidak hanya untuk pelaku UMKM, namun juga untuk pertanian dan perdagangan. Harapannya, pelaku usaha kecil ini semakin berkembang. "Program kredit ini bukan hanya bunga pinjam yang murah. Namun, juga bebas biaya jasa dan administrasi. Menariknya, kredit murah tanpa batas plafon," tandasnya.

"Permasalahan modal memang menjadi kendala tersendiri bagi pelaku usaha. Karena, tak jarang yang gulung tikar. Pemerintah harus hadir di dalamnya," imbuh Maidi.

Pembinaan dan Pemasaran UMKM

Sementara Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi dan Usaha Mikro (DPMPTSP KUM) Kota Madiun Harum Kusumawati menuturkan, selain fasilitasi permodalan ada dua langkah Pemkot Madiun untuk mengembangkan pelaku UMKM. Dua langkah lain yakni pembinaan, hingga pemasaran produk dari para pelaku UMKM.

"Untuk pembinaan juga tak kurang diberikan. Pemkot Madiun sengaja menggandeng Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI dalam memberikan pendampingan pelaku UMKM. Selain itu juga ada pameran dan pelatihan yang digelar rutin. Namun, perhatian tentu belum cukup hanya dengan memberikan pelatihan," ucap Harum.

Dikatakan oleh Harum, Pemkot juga memberikan tempat pemasaran yang memadai. Salah satunya, Sunday Market di Taman Lalu Lintas Bantaran Kali Madiun sejak pertengahan 2019 lalu. Program ini dikhususkan untuk menampung produk-produk UMKM dalam satu tempat yang bertujuan agar mudah diakses masyarakat.

Hal tersebut juga sebagai salah satu destinasi wisata. Pemerintah juga akan membangun sentra kuliner dan lorong seni pada 2020 ini. "Pelaku UMKM memang harus diberi tempat. Pemerintah juga akan menggelar banyak event. Kalau banyak yang datang UMKM juga akan berdaya. Yang rutin setiap Minggu ada Sunday Market," ungkapnya.

Pertumbuhan Pesat Ekonomi Kota Madiun

Seiring berkembangnya dengan pesat pelaku UMKM di Kota Madiun yang telah berusia 101 tahun, Walikota Madiun Maidi menyebut upaya Pemerintah Kota Madiun, sejalan dengan program Gubernur Jawa Timur melalui Jatim Berdaya dalam Nawa Bhakti Satya.

"Kalau di Kota Madiun ada Panca Karya. Ini sudah saya selaraskan dengan Nawa Bhakti Satya dan Nawa Cita di tingkat pusat. Salah satu misinya, Madiun Kota Peduli," papar Maidi.

Maidi mengaku, program tersebut, Pemerintah Kota Madiun juga membuat konsen mengembangkan UMKM untuk menguatkan perekonomian masyarakat. Apalagi, UMKM merupakan salah satu penyokong perekonomian secara nasional.

"Selain fasilitasi permodalan, pembinaan, dan pemasaran, Pemkot menggandeng pengusaha besar. Produk UMKM sudah lazim terpajang di galeri mall. Produk secara bergantian untuk sama-sama memberikan kesempatan kepada pelaku UMKM," tandasnya.

Walikota juga mewajibkan minimarket membantu pelaku UMKM, mulai memberikan gerobak dan tempat berjualan di halaman minimarket. ''Kedatangan investor harus memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya pelaku usaha yang lebih kecil. Seperti program penghapusan retribusi bagi PKL,'' jelasnya.

Upaya itu cukup membuahkan hasil. Program dan kebijakan terbukti efektif menumbuhkan perekonomian di Kota Pendekar. Pertumbuhan ekonomi Kota Madiun mencapai 6,02 persen pada 2018 lalu. Besaran itu naik 0,06 persen dibanding laju ekonomi tahun sebelumnya.

"Perdagangan dan jasa menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi di Kota Madiun. Rinciannya, jasa transportasi dan pergudangan tercatat yang tertinggi dengan pertumbuhan mencapai 8,18 persen. Industri pengolahan berada di nomor kedua dengan 8,00 persen. Sedang, penyedian akomodasi dan makan minum penyumbang ketiga dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 7,47 persen," jelas Maidi.

"Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kesejahteraan masyarakat. Tak heran menjadi perhatian pemerintah. Kita bebaskan semua retribusi bagi UMKM dan PKL. Dari investor McD perbulan saja Rp 300 juta," pungkasnya.


Share:

Ini Dia Anak Perusahaan PT INKA

PT INKA (Persero) mendirikan dua anak perusahaan yaitu PT INKA Multi Solusi dan PT Rekaindo Global Jasa

PT INKA Multi Solusi merupakan anak perusahaan PT INKA (Persero) yang menyediakan jasa “Total Solution Provider” di bidang konstruksi dan perdagangan komponen/suku cadang perkeretaapian dan produk transportasi darat yang beralamat di Jalan Surabaya-Madiun KM 161 Nomor 1 Madiun, Jawa Timur.  PT INKA Multi Solusi berdiri pada 23 Desember 2009 dengan nama PT Railindo Global Karya. Pada 28 November 2014,  PT INKA (Persero) mengakusisi saham dan perseroan berganti nama menjadi PT INKA Multi Solusi. Pergantian Nama tersebut dituangkan dalam Akta Notaris Iswi Artati, S.H., Nomor 21 tanggal 18 Februari 2015 dan disahkan oleh Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-0003053.AH.01.02.TAHUN 2015 tanggal 26 Februari 2015.

Kepemilikan Saham PT INKA (Persero) 99,86% dan sisanya Yayasan Keluarga Besar INKA sebesar 0,14%. Kompetensi bisnis yang dimiliki yaitu perdagangan komponen gerbong kereta api, jasa penunjang kereta, jasa fabrikasi, jasa pemasangan, jasa rekayasa (engineering), membuat desain dan melakukan perawatan produk di bidang perkeretaapian serta penyedia jasa tenaga kerja/buruh. Dengan susunan Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris
Komisaris Utama  :  Haris Munandar
Komisaris:  Andi Budiman


  Bimo Wijayanto


  Dadan Tri Yudianto






Direksi

Direktur Utama  :  Ketut Astika
Direktur Keuangan & SDM  :  Heru Sulistiyo
Direktur Produksi  :  Agung Budiono
Direktur Teknologi:  Tri Hardono


PT Rekaindo Global Jasa berdiri sejak 1998, berdasarkan Akta Notaris Sutjipto, SH No. 61 tanggal 25 November 1998. Status beroperasi mulai tahun 1999. Kepemilikan Saham : PT INKA (Persero) 49 %, Nippon Sharyo 39 %, Sumitomo Corporation 10 %, dan sisanya dimiliki oleh Kopinka sebesar 2%. Alamat kantor di Jalan Sumber Karya No. 2 Madiun, Jawa Timur. Kompetensi bisnis yang dimiliki yaitu di bidang jasa konsultan engineering, desain, dan maintenance perkeretaapian. Dengan susunan Dewan Komisaris dan Direksi di tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris
Komisaris Utama:  Jepri
Komisaris:  I Gede Agus Prayatna


  Masato Yamada



Direksi

Direktur Utama:  M. Fatoni
Direktur Keuangan & SDM:  A. Wishnudartha Pagehgiri
Komisaris Direktur Teknologi Operasi     :  Bambang Jatmika
Direktur:  Yuji Kani


  Michitaka Kojiro


  Eita Fujikawa
Sumber : https://www.inka.co.id/


 

Share:

Label

Pengikut