Sabtu, 25 September 2021

Sejarah Dan Filosofi IKS Pro Patria


 

Sejarah pembentukan

Terlahir dari pembelaan  terhadap kaum yang lemah, membuat seorang pemuda bernama Victor Lie Kuang Hwa (Koh Hwa), lahir di Pamekasan Madura tanggal 10 Mei 1938, memutuskan untuk mendirikan  perguruan yang bernama Ikatan Keluarga Kuntauw Pro Patria. Pada suata mula Koh Hwa sedang berjalan di tengah keramaian kota lalu beliau melihat seorang kaum yang lemah ditindas oleh seorang pemuda yang sedang mabuk berat dan Koh Hwa pun berniat untuk menolong kaum tersebut dan secara tidak sengaja Koh Hwa refleks menghadapi pemuda yang sedang mabuk tersebut, Koh Hwa pun mengeluarkan ilmunya yang secara turun temurun oleh keluarganya. Di awal kejadian tersebut banyak penduduk yang minta di ajarkan kung fu oleh Koh Hwa, Koh Hwa sendiripun sudah berlatih kung fu sejak 12 tahun yang dilatih oleh ayahnya sendiri bernama Lie Gun Yin, adalah seorang pendekar kungfu aliran shaolin. Lie Gun Yin adalah putra dari Lie Chen Ciao alias Lai Yun Chiu, salah seorang dari  “10 Harimau Kwantung/Kanton” seangkatan dengan Wong Kei Ying, ayah Wong Fei Hung. Koh Hwa pun mulai mengajar kung fu mulai tahun 1963 sampai tahun 1970 di rumahnya sendiri di jalan Trunojoyo no 10 Madiun.

Pada awal tahun 1971, para murid yang merasakan manfaatnya dan masih setia mengkuti latihan berupaya mendesak Koh Hwa untuk mendirikan suatu perguruan yang resmi. Maka pada tanggal 28 oktober 1971 di Madiun didirikanlah perguruan yang bernama “Ikatan Keluarga Kuntauw Pro Patria”. Pro Patria sendiri yang berarti “Untuk Tanah Air (Indonesia)”. Agar dapat lebih mengembangkan perguruan, diusahakanlah untuk bergabung dengan salah satu induk organisasi bela diri yang ada. Warna bela diri yang hampir mirip dengan Pro Patria adalah pencak silat (pada saat itu belum ada Persatuan Wushu Indonesia). Akhirnya Pro Patria bergabung dengan IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) cabang Madiun. Untuk dapat diterima menjadi anggota IPSI, nama “Kuntauw” diubah menjadi “Silat”, tanpa mengubah hakikat ilmu beladiri yang harus dikaji anggotanya. Akhirnya, Pro Patria resmi menjadi anggota IPSI cabang Madiun pada tanggal 11 Juni 1975, dengan nama “Ikatan Keluarga Silat Pro  Patria”. Koh Hwa selalu berpegang pada falsafah RNg. Ronggowarsito: Sabar, tawakal, eling, narimo, lan waspada.

UKM Pro Patria UGM berdiri secara resmi pada tahun 1980.

 

Filosofi/Nilai

Ilmu silat terbagi dalam dua golongan yaitu : Nui Kung dan Way Kung. Nui Kung adalah ilmu silat yang menggunakan 10% tenaga dan 90% kelembutan. Ilmu ini cocok dengan orang yang bertubuh kecil dan lemah, karena mereka mempunyai kelincahan, ulet dan kecerdasan. Way Kung adalah ilmu silat yang menggunakan kekerasan, tetapi hal tersebut tidak mutlak, karena ilmu silat ini juga menjadi bagian dari ilmu kelembutan sebagai induknya. Pada Way Kung terdapat 70% kekerasan dan 30% kelembutan. Pedoman pesilat aliran Way Kung adalah keras lawan keras, karena bukan saja tenaga mereka besar, namun tulangnya pun keras bagai besi dan ototnya besar kelihatan nyata. Para pesilat Way Kung umumnya adalah orang yang bertubuh kuat dan tinggi besar. Nui Kung tingkatannya lebih tinggi dari pada Way Kung, karena merupakan penghalusan atau penyempurnaan dari Way Kung.

Ilmu silat Kung Fu dibagi menjadi dua aliran besar, aliran Utara yang berkembang di utara sungai Jang Ciang, dan aliran Selatan yang berkembang di selatan sungai Jang Ciang. Ilmu silat aliran utara lebih mengutamakan kaki sebagai jurus andalan, dan aliran selatan lebih mengandalkan jurus-jurus tangan. Tetapi tidak berarti jurus tendangan kaki aliran selatan kalah mutunya dibanding aliran utara, dan sebaliknya. Pada aliran selatan ada beberapa yang mengutamakan jurus tendangan, dan pada aliran utara juga ada yang mengutamakan permainan tangan.

Ilmu beladiri Pro Patria disusun secara ilmiah dan memperhatikan kepraktisan dengan bersendi pada Kungfu (hasil dari latihan yang serius dan tekun). Ilmu yang diajarkan telah diramu sedemikian rupa sehingga merupakan perpaduan Kungfu Utara dan Kungfu Selatan. Berbagai latihan tersebut dimaksudkan untuk melatih empat aspek penting yaitu: Bela Diri (melindungi diri dan orang lain yang membutuhkan), Olah Raga (untuk kesehatan dan kebugaran), Seni (untuk keindahan gerak yang terpadu dan dihayati benar-benar), dan Mental (ketekunan, kesabaran, ketenangan, keuletan dan kebijaksanaan). Sejalan dengan bertambahnya usia perguruan ini dan menyesuaikan kebutuhan warganya, PRO PATRIA pun terus berkembang. Bagi PRO PATRIA, bela diri tidak lagi  hanya bermakna kemampuan membela diri seperti mengelak, menangkis, dan jika perlu membalas serangan lawan, tetapi juga membela diri secara utuh seperti kemampuan menangkal penyakit dan atau penyembuhannya.

Ilmu pernafasan yang sejak awal diberikan ke pada warganya adalah salah satu contoh ilmu pernafasan yang dimiliki  PRO PATRIA yang mampu memelihara diri mereka dari berbagai serangan dari luar dirinya. Berbagai hasil latihan telah dirasakan oleh banyak warga, dari penyembuhan sakit sesak nafas, migrain, rematik, gangguan tekanan darah, dan masih banyak lagi.Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali penggemar ilmu silat yang tidak dapat mencapai cita-citanya menjadi benar-benar memiliki kemahiran ilmu silat karena cara pandang yang tidak benar. Mereka cuma mengejar status tingkatan yang tinggi dan ijasah, sehingga berlatih hanya sekedar untuk memenuhi target nilai ujian saja. Tinggi-rendahnya kepandaian ilmu silat seseorang tergantung pada masak tidaknya inti-inti ilmu silatnya. Apa tingkatannya dan macam apa ilmu silat yang telah dipelajarinya tidak menjadi prinsip. Ada peribahasa dalam persilatan bahwa untuk menjadi ahli silat yang tangguh perlu memiliki: pertama keberanian, kedua kekuatan, dan ketiga jurus-jurus yang masak inti-intinya.  I Tan, Êr Li, San Kung Fu.


Sumber : ukm.ugm.ac.id

Share:

Mengenal Ki Ageng Pandan Alas

 

Madiun memang gudang sekaligus 'pabrik' dari Pencak Silat. Tak hanya nama besar PSHT dan PSHW, Madiun juga mempunyai perguruan besar lainya salah satunya Ki Ageng Pandan Alas yang berpusat di Desa Kare, Kecamatan Kare Kabupaten Madiun, atau Madiun bagian Timur, di lereng gunung Wilis.

Perguruan Pencak Silat Ki Ageng Pandan Alas awalnya memulai latihan di tahun 1968 dan di latih langsung oleh Bapak Kustari Adi Andaya kemudian masuk dalam keluarga IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) pada tahun 1972.

Awal ceritanya bermula pada tahun 1968-1972 saat itu Madiun tengah menghadapi gejolak yang mempengaruhi semua hal saat itu, dan disaat itu pula banyak perguruan silat baru bermunculan. Dimulai dari latihan di halaman Kodim Madiun seorang pensiunan AURI Bapak Kustari Adi Andaya membuka latihan silat yang awalnya hanya sebagai sarana olahraga berupa gerakan silat dan muridnya pun hanya beberapa orang saja. Serta saat pertama melatih muridnya Bapak Kustari A.A belum memberi nama persilatan ini.

Seiring berjalanya waktu baru kemudian tercetus nama Ki Ageng Pandan Alas yang terinspirasi dari salah satu tokoh golongan Putih zaman kerajaan Demak (Pemerintahan Sultan Tenggrono) yaitu
Ki Ageng Pandan Alas (cerita Buku Naga Sastra Sabuk Inten) yang memiliki sifat yang amat luhur. Dalam kisahnya Ki Ageng Pandan Alas saat menghadapi musuhnya tidaklah menggunakan kekerasan melainkan dengan nasehat dan petuah-petuah yang menyentuh hati, bahkan hingga akhirnya lawannya luluh dan akhirnya sadar, istilah ini disebut Dandanggulo (istilah Jawa). Sejak saat itu nama Ki Ageng Pandan Alas melekat hingga sekarang di keluarga persilatan ini.

Pencak Silat Ki Ageng Pandan Alas mulai bergabung dengan IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) pada 10 November 1972 setelah senam jurusnya di survei oleh IPSI bahwa gerakan yang dimiliki persilatan Pandan Alas ini merupakan gerakan seni beladiri mengandung pencak silat. Dan saat itu pula Ki Ageng Pandan Alas dideklarasikan sebagai tahun berdirinya keluarga Persilatan.


Pencak Silat ini juga ditegaskan bahwa bukanlah sebuah pecahan dari perguruan manapun segala ilmu kanuragan berupa silat dan ilmu kerohanian murni dari ciptaan Kustari Ady Andaya yang beliau dapat dari guru-gurunya melalui media mimpi yang bertahap, dalam mimpi ia seperti setengah sadar merasa diserang dan seperti membela diri, dan dari itulah awal mula terciptanya jurus-jurus yang kemudian diwariskan dan diamalkan hingga sekarang.

Untuk ilmu Kerohanian beliau mendapatkannya dari semua yang tertulis di dalam Al Qur’an dan Al hadist, sehingga antara jurus gerak (kanuragan) dan jurus rohani bila di gabungkan akan menjadi suatu jurus yang bernama Jurus Taqwa yaitu suatu jurus yang meng Esakan Allah SWT, karena manusia tidak dapat mencapai segala upaya tanpa seijin Allah SWT.

Meskipun berpusat di Madiun, namun Madiun bukanlah basis massa terbesar Pandan Alas. Jumlah anggota dari luar daerah dan luar negeri pun telah mencapai puluhan ribu orang bahkan jutaan. Mulai dari pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan pulau-pulau lainya bahkan telah melebarkan sayap hingga ke Asia dan Eropa.

Mendekati bulan Muharram hingga pertengahan Muharram massa dari luar daerah berbondong-bondong datang dengan beberapa gelombang massa. Karena pada tanggal 10 Suro tradisi dimana para anggota baru di Sah-kan di Padepokan yang berada di Desa Kare Kacamata Kare.

Bahkan saking membludaknya massa yang datang banyak rumah dan pekarangan warga dijadikan lahan parkir dan hotel dadakan bagi para massa yang datang. Hal ini dengan adanya perguruan pencak silat Ki Ageng Pandan Alas tanpa disadari telah menjadi penggerak ekonomi meskipun sifatnya sementara namun telah menjadi berkah tahunan warga sekitar padepokan.

Berkah itu rutin selalu dirasakan oleh warga setiap tahun. Warga sekitar padepokan pada saat itu banyak yang manfaatkan untuk membuka warung-warung dadakan menggelar tenda sepanjang jalan untuk menjamu para warga Pandaan Alas yang datang sekaligus mengais rejeki tahunan.

Belum lagi berkah yang lain, seperti larisnya para pedagang di pasar sekitar padepokan (Pasar Gondosuli), kebutuhan tenaga memasak untuk membantu dapur padepokan dan warung meningkat, sektor pariwisata yang ada di desa setempat ikut bergeliat, serta masih banyak lagi sektor lainnya yang merasakan berkahnya. Sehingga saat bulan Muharram tiba geliat perekonomian bisa lebih hidup dan mendatangkan berkah bagi warga sekitar.


Share:

Sejarah IKS PI Kera Sakti Madiun

 

Perguruan IKS PI Kera Sakti yang berpusat di Madiun Jawa Timur ini merupakan perguruan beladiri beraliran kung fu untuk gerakan beladirinya tetapi untuk kerohaniannya lebih cenderung ke Banten dan ulama Jawa. Berdiri pada tanggal 15 Januari 1980 di Jl. Merpati No. 45, Kelurahan Nambangan Lor, Kecamatan Mangunharjo, Kodya Madiun oleh bapak R Totong Kiemdarto dengan gerakan beladiri kung fu aliran utara dan selatan yang dipelajarinya dari pendekar aliran kung fu China yang ada di Indonesia.

Adapun nama dari perguruan ini semula adalah
IKS PI (Ikatan Keluarga Silat "Putra Indonesia) tetapi ketika perguruan mulai berkembang diberi nama tambahan "Kera Sakti" dibelakangnya. Hal ini adalah karena masyarakat maupun murid-murid perguruan ini lebih mengenal nama jurus perguruan yaitu teknik jurus keranya daripada nama asli perguruan. Untuk itu selanjutnya dalam memudahkan pencarian identitas perguruan sekaligus secara tidak langsung menambah wibawa nama perguruan maka disebutlah IKS PI Kera Sakti.

Bapak Totong Kiemdarto lahir pada tanggal 20 Oktober 1953 di Madiun. Sebagai pendiri sekaligus guru besarnya, ia mengajarkan pelajaran silat monyet dan kerohanian untuk memantapkan fisik dan iman siswa dan siswi yang selaras dengan tujuan pembangunan nasional yaitu mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, yang sehat lahir maupun batin dan berjiwa pancasila.
Pada mulanya perguruan ini hanya dikenal di lingkungan masyarakat desa Nambangan Lor saja tetapi pada sekitar 1983 beberapa murid angkatan I dan II mulaimengembangkan ajaran perguruan di beberapa tempat, yaitu SMAN 3 Madiun, Lanuma Iswahyudi dan Dempel. Baru kemudian menyusul berkembang ditempat lain yang tidak saja di wilayah eks Karesidenan Madiun tetapi juga diluar Madiun.
Didalam metode latihan IKS PI Kera Sakti terdapat 5 tahapan penting untuk mencapai tingkatan tertinggi,yaitu:
  1. Tingkat dasar I sabuk hitam dengan lama latihan 6 bulan;
  2. Tingkat dasar II sabuk kuning sengan lama latihan 6 bulan;
  3. Warga tingkat I sabuk biru dengan lana latihan 1 tahun;
  4. Warga tingkat II sabuk merah;
  5. Warga tingkat III sabuk merah strip emas.

I. Tingkat Dasar I Sabuk Hitam
Untuk latihan awal siswa tingkat dasar I harus melewati 3 tahapan penting di dalam latihan, yaitu:
  1. tingkat awal (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan dasar prguruan);
  2. tingkat menengah (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan lanjutan);
  3. tingkatan akhir (materi latihan dimana siswa akan diuji untuk melanjutkan ke tingkat dasar II).
Materi yang diberikan pada tingkat dasar I sabuk hitam antara lain teknik senam pelemasan dan yoga, teknik dasar pukulan dan tendangan, teknik dasar pernafasan Chi Kung serta teknik dasar pengembangan jurus.

II. Tingkat Dasar II Sabuk Kuning
Untuk latihan awal siswa tingkat dasar II harus melewati 3 tahapan penting dalam latihan, yaitu:
  1. tingkat awal (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan dasar lanjutan perguruan);
  2. tingkat menengah (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan lanjutan);
  3. tingkat akhir (materi latihan dimana siswa akan diuji untuk melanjutkan ke warga tingkat I.
Materi yang diberikan adalah teknik senam pelemasan dan yoga, teknik dasar pukulan dan tendangan, teknik dasar pernafasan serta teknik dasar pengembangan jurus.

III. Warga Tingkat I Sabuk Biru
Warga tingkat I harus melewati 3 tahapan penting dalam latihan, yaitu:
  1. tingkatan awal (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan perguruan yang lebih rumit);
  2. tingkkatan menengah (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan kombinasi);
  3. tingkat akhir (materi latihan dimana siswa akan diuji untuk melanjutkan ke warga tingkat II.
Materi yang diberikan pada Warga tingkat I Sabuk Biru adalah teknik senam pelemasan dan yoga, teknik dasar pukulan dan tendangan, teknik dasar pernafasan, teknik dasar pengembangan jurus.

IV. Warga Tingkat II Sabuk Merah
Untuk latihan bagi warga tingkat II lebih banyak mengacu pada pengembangan, kecepatan dan refleksitas gerakan jurus maupun kombinasi. Sedangkan untuk materi yang diberikan pada warga tingkat II ini hanya boleh diketahui oleh warga tingkat II keatas dan tidak dapat disebarkan kepada umum alias dirahasiakan.

V. Warga Tingkat III Sabuk Merah Strip Emas
Untuk latihan bagi warga tingkat III lebih banyak mengacu pada pemantapan dari pengembangan, kecepatan dan refleksitas gerakan jurus maupun kombinasi. Seperti halnya materi pada warga tingkat II, materi tingkat ini juga dirahasiakan.

Share:

Sekilas Pandang Tentang SHTT

SEKILAS PANDANG TENTANG PERGURUAN PENCAK SILAT SETIA HATI TUHU TEKAD PUSAT MADIUN Setia Hati Tuhu Tekad Pusat Madiun, Didirikan oleh Raden Singgih pada Tahun 1918, dan mempunyai murid bernama Raden Soekotjo yaitu adik kandung dari Raden Singgih itu sendiri, Raden Soekotjo adalah selaku Guru Besar Setia Hati Tuhu Tekad Pusat Madiun yang memiliki Padepokan Pusat yaitu diSewulan Dagangan Madiun, dan kemudian dikembangkan oleh murid - muridnya diantaranya yaitu Drs. Agus Rijanto selaku Ketua Umum (Menjabat sejak 1982 hingga sekarang), dan kemudian berkembang diberbagai daerah sebagai cabang - cabang dari Setia Hati Tuhu Tekad. Adapun sistem perguruan ini tidak terlepas dari Pendidikan dan Pengajaran, yaitu yang dimaksud mendidik disini adalah memberikan atau menanamkan tabiat yang baik agar anak didik mempunyai sifat yang baik dan berpribadi utama, adapun yang dimaksud mengajar adalah memberikan pengetahuan kepada anak agar anak dapat mengetahui peristiwa - peristiwa, hukum - hukum atau proses daripada suatu ilmu pengetahuan.Perguruan Setia Hati Tuhu Tekad telah melahirkan pendekar - pendekar yang berpribadi utama, berbudi pekerti yang luhur, suka menolong dan melindungi yang lemah. Adapun sesanti perguruan Setia Hati Tuhu Tekad adalah SURO DIRO JOYONINGRAT LEBUR DENING PANGASTUTI Lambang Perguruan Setia Hati Tuhu Tekad

Foto Ketua Umum Perguruan SETIA HATI TUHU TEKAD PUSAT MADIUN


Foto Ketua Perguruan Setia Hati Tuhu Tekad (SHTT) Pusat Madiun bersama KRAT. H. Tarmaji Budi Harsono, SE selaku Ketua Paguyuban Pencak Silat Madiun

Foto Ketua Perguruan Setia Hati Tuhu Tekad Pusat Madiun Bersama Ketua IPSI Kab. Madiun, Para Ketua Perguruan Beladiri, Dandim, Kapolres dan Kapolresta Yang Tergabung dalam Paguyuban Pencaksilat Madiun


Foto Ketua Perguruan Bersama Para Warga Beladiri PencakSilat Madiun Dalam Acara Pelantikan Dandim, Kapolres dan Kapolresta Madiun menjadi Anggota Baru Paguyuban Pencaksilat Madiun di Gedung Krida Satria Utama (Padepokan Setia Hati Terate)


Sumber ; http://anggunbusana22.blogspot.com/



Share:

PSHW Siap Terima Siswa Baru

Sudah tiga bulan perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongi (PSHW) vakum sejak pandemi corona merebak. Mereka tak menerima siswa baru, yang biasanya dilakukan setiap pekan dalam kondisi normal.

Kini, sejalan dengan mulai diterapkannya tatanan normal baru atau new normal, PSHW mulai kembali membuka penerimaan siswa baru. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Seperti dikutip dari madiuntoday.id, berbagai persiapan dilakukan peguruan silat yang berpusat di Jl. Doho, Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun ini untuk memulai kembali kegiatan. Termasuk mencari calon pendekar baru PSHW.

"Ada beberapa poin penting yang menjadi perhatian kami. Yakni mengenai protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Kami tegas mengimbau agar tidak terjadi penumpukan massa. Para saudara baru yang mendaftar juga hanya diperbolehkan dari zona kuning, khususnya Kota Madiun," jelas Sekertaris 2 PSHW, Iwan Budi Prasetya, Selasa (16/6/2020).

Ia menambahkan bahwa peminat perguruan pencak silat ini berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia hingga luar negeri.

Sejumlah persiapan yang dilakukan pengurus PSHW untuk memastikan protokol kesehatan dijalankan saat aktivitas kembali digelar. Salah satunya memasang tanda untuk physical distancing, menyediakan thermal gun untuk mengecek suhu tubuh anggota, dan disinfektan.

"Kawasan sekitar lokasi akan kita sterilkan, jadi hanya yang berkepentingan yang ada di lokasi. Untuk menghindari penumpukan massa, kita juga hanya membatasi pendaftar dengan kuota 100 orang," ujarnya.

Tak hanya itu, sebagai langkah antisipasi mereka juga menyiapkan face shield dan sarung tangan bagi para panitia. Serta, para peserta juga diminta membawa perlengkapan pribadi seperti masker, sajadah, dan alat tulis untuk menghindari saling pinjam meminjam.

 Sumber : https://www.madiunpos.com/

Share:

PSHT Dijaga Ketat Saat Acara Lima Tahunan

 


Acara lima tahunan Parapatan Luhur 2021 Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Pusat Kota Madiun digelar virtual dijaga ketat, Sabtu (13/3/2021). Polisi, TNI dan Pasukan Pengaman Persaudaraan Setia Hati Terate (Pamter) berjaga di pintu masuk Padepokan PSHT Madiun.
Tampak gerbang pintu masuk Gedung Graha Kridha Budaya, polisi, TNI dan pamter berbaju hitam tampak di lokasi. Setiap tamu undangan yang datang dilakukan pengecekan.

"Maaf pak tidak boleh masuk, acara tertutup internal," ujar salah satu Pamter yang berjaga kepada wartawan di lokasi.

Tampak Bupati H. Ahmad Dawami dan Wali Kota Madiun Maidi hadir dalam undangan Parapatan Luhur. Di halaman gedung tampak ratusan karangan bunga ucapan selamat atas terselenggaranya Parapatan Luhur 2021.

Tidak hanya di pintu gerbang gedung, penyekatan juga dilakukan polisi, TNI dan Pamter di penjuru pintu masuk Kota Madiun. Simpang tiga Jalan Merak atau 300 meter jalan menuju Padepokan juga dijaga ketat.

Setiap pengendara yang masuk dilakukan pengecekan selain tamu undangan acara Parapatan Luhur 2021 PSHT dilarang masuk. "Mau kemana pak, selain undangan dilarang masuk," kata petugas polisi di pertigaan Jalan Merak.

Sementara Kapolresta Madiun AKBP I Dewa Putu Eka mengatakan, dalam pengamanan acara Parapatan Luhur PSHT ada 714 personel gabungan baik TNI dan Polri dan instansi terkait diturunkan.

"Ada pengamanan lebih dari 700 personel gabungan TNI-Polri dengan penyekatan setiap pintu masuk kota Madiun karens konvoi dilarang," tandas Eka.

Humas PSHT Pusat Madiun Bagus Rizki Dinarwan berpesan agar pesilat tidak mengerahkan massa atau konvoi. Bila ada pengerahan massa atau pesilat datang untuk berkonvoi akan ditindak tegas.

"Acara berlangsung secara virtual serentak dari PSHT Pusat Madiun. Dan bisa diikuti serentak semua cabang se-Indonesia. Jika ada yang nekat datang dianggap perusuh," tandasnya.

Data yang dihimpun detikcom, PSHT Pusat Madiun memiliki lebih dari 7 juta anggota tersebar di seluruh Indonesia bahkan luar negeri.



Share:

Masyarakat Umbul Gelar Ruwat Sengkolo Bumi Projo


 

Masyarakat Desa bersama pengelola taman wisata edukasi Umbul Square gelar budaya “Ruwat Sengkolo Bumi Projo”. Tahun Baru Hijriah atau yang biasa disebut bulan Suro menurut tradisi Jawa menjadi moment tersendiri untuk warga sekitar tempat wisata Umbul Square Madiun. Setiap bulan Suro tempat wisata Umbul Square menggelar tradisi kurasan yang di ikuti oleh ribuan warga masyarakat dan wisatawan lokal yang datang dari dalam serta luar kota Madiun.

Informasi yang diterima wartawan Berita TKP dari pedagang di dalam tempat wisata Umbul Square menjelaskan tradisi kurasan kali ini berbeda dengan tahun lalu karena dilaksanakan pada hari ke dua di bulan Suro. Walaupun begitu semoga saja menjadi barokah bagi kami selama dua hari ini serta jualan kami ramai dan lancar

Menurut Afri Handoko, Direktur Umbul Square Madiun ke wartawan media Berita TKP, acara inti tetap yaitu “Ruwat Sengkolo Bumi Projo” dan menguras sendang air belerang. Perbedaan tahun ini dilakukan selama dua hari pada hari kedua bulan Suro. Untuk acara ziarah dan doa tetap kita lakukan tepat pada satu suronya.Kami di beri himbauan dari Polres Madiun untuk acara kurasan dilakukan pada hari ke dua karena alasan keamanan. Alhamdulillah dengan perubahan jadwal ini kita tidak ada kendala dan acara sukses, aman serta lancar.

Sebagai Direktur Umbul Square Bp. M.Afri Handoko menambahkan ke awak media Berita TKP bahwa bersama team mereka selalu berbenah dan berusaha agar Umbul Square nantinya tak hanya sebagai tempat rekreasi. Tapi mempunyai multi fungsi. Yakni tempat rekreasi, edukasi dan konservasi pelestarian hewan yang menjadi koleksi Madiun Umbul Square. Dengan bertambahnya koleksi heman serta perbaikan lokasi ini salah satu bukti nyata Umbul Square akan memanjakan pengunjungnya. Selain itu Umbul Square bisa di kenal secara luas serta menjadi tempat tujuan utama wisatawan dari dalam dan luar negeri.

Pada saat wartawan Berita TKP menemui Sesepuh Desa Umbul menjelaskan bahwa Tradisi kurasan dilakukan setiap Bulan Suro, sendang ini merupakan satu-satunya sumber air belerang yang berada di dataran rendah yang dipercaya dapat menyembuhkan segala penyakit. Setelah acara kurasan selanjutnya melakukan doa bersama di situs peninggalan kerajaan Majapahit

Tradisi ini sudah turun temurun sejak dahulu dan bertujuan mendapat berkah di bulan suro atau tahun baru Islam, juga sebagai icon tahunan di lokasi wisata Umbul Square sehingga dapat menarik ribuan pengunjung dari berbagai daerah.

Dengan melibatkan warga dan pemerintah desa setempat, pelajar, dan beberapa instansi acara kurasan ini berlangsung sukses dan lancar. Sudah menjadi destynasi budaya warga desa Umbul bersama-sama lakukan tradisi kurasan ini.

Sumber : https://www.beritatkp.com/

Share:

Label

Pengikut